Dikutip Dari Kitab Miftahu Darussadaah
Disusun Oleh Abu Amina Al Anshariy El Jawiy
Disebarkan Pada Maktabah Ma’had Anshorulloh As –Salafiy
http://abuamincepu.wordpress.com/ Atau http://anshorulloh.wordpress.com/
NAMA DAN NASAB
Nama lengkapnya adalah Abu 'Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin Ayyub bin Sa'd
bin Huraiz bin Makk Zainuddin az-Zur'i ad-Dimasyqi dan dikenal dengan nama Ibnu Qayyim al
Jauziyah.
Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar tahun 691 H. Dia tumbuh dewasa dalam suasana ilmiah
yang kondusif. Ayahnya adalah kepala sekolah al-Jauziyah di Dimasyq (Damaskus) selama
beberapa tahun. Karena itulah, sang ayah digelari Qayyim al-Jauziyah. Sebab itu pula sang anak
dikenal di kalangan ulama dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
PERJUANGAN MENUNTU ILMU
Dia memiliki keinginan yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tekad luar biasa dalam
mengkaji dan menelaah sejak masih muda belia. Dia memulai perjalanan ilmiahnya pada usia
tujuh tahun. Allah mengkaruniainya bakat melimpah yang ditopang dengan daya akal luas,
pikiran cemerlang, daya hapal mengagumkan, dan energi yang luar biasa. Karena itu, tidak
mengherankan jika dia ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai lingkaran ilmiah para guru
(syaikh) dengan semangat keras dan jiwa energis untuk menyembuhkan rasa haus dan
memuaskan obsesinya terhadap ilmu pengetahuan. Sebab itu, dia menimba ilmu dari setiap ulama
spesialis sehingga dia menjadi ahli dalam ilmu-ilmu Islam dan mempunyai andil besar dalam
berbagai disiplin ilmu.
GURU-GURUNYA
Ibnu Qayyim telah berguru pada sejumlah ulama terkenal. Mereka inilah yang memiliki pengaruh
dalam pembentukan pemikiran dan kematangan ilmiahnya. Inilah nama guru-guru Ibnu Qayyim.
1. Ayahnya Abu Bakr bin Ayyub (Qayyim al-Jauziyah) di mana Ibnu Qayyim mempelajari ilmu
faraid. Ayahnya memiliki ilmu mendalam tentang faraid.
2. Imam al-Harran, Ismail bin Muhammad al-Farra', guru mazhab Hanbali di Dimasyq. Ibnu
Qayyim belajar padanya ilmu faraid sebagai kelanjutan dari apa yang diperoleh dari ayahnya
dan ilmu fikih.
3. Syarafuddin bin Taimiyyah, saudara Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah. Dia menguasai berbagai
disiplin ilmu.
4. Badruddin bin Jama'ah. Dia seorang imam masyhur yang bermazhab Syafi'i, memiliki
beberapa karangan
5. Ibnu Muflih, seorang imam masyhur yang bermazhab Hanbali. Ibnu Qayyim berkata tentang
dia, "Tak seorang pun di bawah kolong langit ini yang mengetahui mazhab imam Ahmad selain
Ibnu Muflih."
6. Imam al-Mazi, seorang imam yang bermazhab Syafi'i. Di samping itu, dia termasuk imam ahli
hadits dan penghafal hadits generasi terakhir.
7. Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah Ahmad bin al-Halim bin Abdussalam an-Numairi. Dia
memiliki pengaruh sangat besar dalam kematangan ilmu Ibnu Qayyim. Ibnu Qayyim
menyertainya selama tujuh belas tahun, sejak dia menginjakkan kakinya di Dimasyq hingga
wafat. Ibnu Qayyim mengikuti dan membela pendapat Ibnu Taimiyyah dalam beberapa masalah.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penyiksaan yang menyakitkan dari orang-orang fanatik
dan taklid kepada keduanya, sampai-sampai dia dan Ibnu Taimiyyah dijebloskan ke dalam
penjara dan tidak dibebaskan kecuali setelah kematian Ibnu Taimiyyah.
DISIPLIN ILMUNYA
Disiplin ilmu yang didalami dan dikuasainya hampir meliputi semua ilmu syariat dan ilmu alat. Ibnu
Rajab, muridnya, mengatakan, "Dia pakar dalam tafsir dan tak tertandingi, ahli dalam bidang
ushuluddin dan ilmu ini mencapai puncak di tangannya, ahli dalam fikih dan ushul fikih, ahli dalam
bidang bahasa Arab dan memiliki kontribusi besar di dalamnya, ahli dalam bidang ilmu kalam, dan
juga ahli dalam bidang tasawuf."
1. Dia berkata juga, "Saya tidak melihat ada orang yang lebih luas
ilmunya dan yang lebih mengetahui makna Al-Qur'an, Sunnah dan hakekat iman daripada Ibnu
Qayyim. Dia tidak makshum tapi memang saya tidak melihat ada orang yang menyamainya."
2. Ibnu Katsir berkata, "Dia mempelajari hadits dan sibuk dengan ilmu. Dia menguasai berbagai
cabang ilmu, utamanya ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu ushuluddin, dan ushul fikih."
3. Adz-Dzahabi berkata, "Dia mendalami hadits, matan dan perawinya. Dia menggeluti dan
menganalisa ilmu fikih. Dia juga menggeluti dan memperkaya khasanah ilmu nahwu, ilmu
ushuluddin, dan ushul fikih."
4. Ibnu Hajar berkata, "Dia berhati teguh dan berilmu luas. Dia menguasai perbedaan pendapat para
ulama dan mazhab-mazhab salaf."
5. As-Suyuthi berkata, "Dia telah mengarang, berdebat, berijtihad dan menjadi salah satu ulama
besar dalam bidang tafsir, hadits, fikih, ushuluddin, ushul fikih, dan bahasa Arab."
6. ' Dzail Thabqaat al-Hanabilah (IV 448).
2 Dzail Thabqaat al-Hanabilah (11/450).
3 Al-Bidayah wa an-Nihayah (XIVI202).
4 Al-Mu 'jam al-Mukhtash li Syuyukhihi, huruf mim, sebuah manuskrip.
5 Ad-Durar al-Kaminah (IV/21).
6 Baghyah ad-Du'a (1/63).
Ibnu Tughri Burdi berkata, "Dia menguasai beberapa cabang ilmu, di antaranya tafsir, fikih,
sastra dan tatabahasa Arab, hadits, ilmu-ilmu ushul dan furu'. Dia telah mendampingi Syaikh
Ibnu Taimiyyah sekembalinya dari Kairo tahun 712 H dan menyerap darinya banyak ilmu.
Karena itu, dia menjadi salah satu tokoh zamannya dan memberikan manfaat kepada umat
manusia."
7. MURID-MURIDNYA
Manusia mengambil manfaat dari ilmu Ibnu Qayyim. Karena itu, dia memiliki beberapa murid
yang menjadi ulama terkenal. Di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Al-Burhan Ibnu Qayyim.
Dia adalah putra Burhanuddin Ibrahim, seorang ulama nahwu dan fikih yang mempuni. Dia
belajar dari ayahnya. Dia telah berfatwa, mengajar, dan namanya dikenal. Metodenya sama
dengan sang ayah. Dia memiliki keahlian dalam bidang tatabahasa Arab. Karena itu, dia menulis
komentar atas kitab Alfiyah IbniMalik. Kitab komentar (syarh) itu dia namakan Irsyad al-Salik ila
Halli Alfiyah Ibni Malik.
2. Ibnu Katsir. Dia adalah Ismail 'Imaduddin Abu al-Fida' bin 'Umar bin Katsir ad- Dimasyqi asy-
Syafi'i, seorang imam hafizh yang terkenal.
3. Ibnu Rajab. Dia adalah Abdurrahman Zainuddin Abu al-Faraj bin Ahmad bin Abdurrahman
yang biasa digelar dengan Rajab al-Hanbali. Dia memiliki beberapa karangan yang bermanfaat.
4. Syarafuddin Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Dia adalah putra Abdullah bin Muhammad. Dia sangat
brilian. Dia mengambil alih pengajaran setelah ayahnya wafat di ash- Shadriyah.
5. As-Subki. Dia adalah Ali Abdulkafi bin Ali bin Tammam as-Subki Taqiyuddin Abu al-Hasan.
6. Adz-Dzahabi. Dia adalah Muhammad bin Ahmad bin 'Usman bin Qayimaz adz- Dzahabi at-
Turkmani asy-Syafi'i. Dia adalah seorang imam, hafizh yang memiliki banyak karangan dalam
hadits dan Iain-lain.
7. Ibnu Abdulhadi. Dia adalah Muhammad Syamsuddin Abu Abdullah bin Ahmad bin Abdulhadi
al-Hanbali. Dia adalah seorang hafizh yang kritis.
8. An-Nablisi. Dia adalah Muhammad Syamsuddin Abu Abdullah an-Nablisi al- Hanbali. Dia
mempunyai beberapa karangan, di antaranya kitab Mukhtashar Thabaqat al-Hanabilah.
9. Al-Ghazi. Dia adalah Muhammad bin al-Khudhari al-Ghazi asy-Syafi'i. Nasabnya sampai
kepada Zubair bin Awwam r.a.
10. Al-Fairuzabadi. Dia adalah Muhammad bin Ya'qub al-Fairuzabadi asy-Syafi'i. Dia pengarang
sebuah kamus dan karangan-karangan lain yang baik.
1. An-Nujum az-Zahirah fi Akhbar Mishr wa al-Qahirah (X/249).
KARYA KARYANYA
Ibnu Qayyim adalah orang yang sangat banyak mengarang buku. Hal inilah yang menyebabkan
inventarisasi karya-karyanya secara teliti menjadi sulit. Inilah daftar buku-buku karangannya
yang diberikan para ulama.
1. Al-Ijtihad wa at-Taqlid. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Miftah Dar As-Sa'adah.
2. Ijtima' al-Juyusy al-Islamiyah. Telah dicetak berulang kali.
3. Ahkam Ahl adz-Dzimmah. Telah dicetak dalam dua jilid yang ditahkik oleh Shubhi ash-Shalih.
4. Asma' Muallafat Ibnu Taimiyyah. Sebuah disertasi yang diterbitkan atas tahkik Shalahuddin al-
Minjid.
5. Ushul at-Tafsir. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Jala' al-Afham.
6. Al-A'lam bi Ittisa 'i Thuruq al-Ahkam. Dia menyebutkannya dalam kitab Ighatsah al-Luhfan.
7. A'lam al-Muaqqi 'in 'an Rabb al-Alamin. Telah dicetak berulang kali dalam empat jilid.
8. Ighatsah al-Luhfan min Mashadir asy-Syaithan. Telah berkali-kali dicetak dalam dua jilid.
9. Ighatsah al-Luhfan fi Hukm Thalaq al-Ghadban. Sebuah disertasi yang telah dicetak atas
tahkik Muhammad Jamaluddin al-Qasimi.
10. Iqtida' adz-Dzikr bi Hushul al-Khair wa Daf'i asy-Syar. Ash-Shufdi menyebutkannya dalam
kitab al-Wafi bi al-Wafiat (11/271) dan Ibnu Tughri Burdi dalam kitab al-Manhal ash-Shafi
011/62), sebuah manuskrip.
11. Al-Amali al-Makkiyah. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Badai'u al- Fawaid.
12. Amtsal al-Qur'an. Telah tercetak.
13. Al-Ijaz. Pengarang kitab Kasyf azh-Zhunun (1/206) dan al-Baghdadi dalam kitab Hadiah al-
Arifin (11/158) menisbahkannya kepada Ibnu Qayyim.
14. Badai' al-Fawaid. Tercetak dalam dua jilid.
15. Buthlan al-Kimiya' min Arba'in Wajhan. Buku ini telah diisyaratkan oleh Ibnu Qayyim dalam
buku Miftah Dar as-Sa 'adah.
16. Bayan al-Istidlal 'ala Buthlan Isytirath Muhallil as-Sibaq wa an-Nidhal. Kitab ini telah
disebutkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab A'lam al- Muwaqqi'in. Dan juga ash-Shufdi dalam
kitab al-Wafi bi al-Wafiyat (11/271) dan Ibnu Rajab dalam kitab Dzail Thabaqat al-
Hanabilah (11/450) telah menyebutkannya dengan nama ad-Dalil 'ala Istighnai al-
Musabaqah 'an at- Tahlil.
17. At-Tibyan fi Aqsam al-Qur'an. Telah dicetak beberapa kali.
18. At-Tahbir lima Yahillu wa Yahrum min Libas al-Harir. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam
kitab Zad al-Ma 'ad.
19. At-Tuhfah al-Makkiyah. Dia menyebutkannya dalam berbagai tempat dalam kitab Badai'u al-
Fawaid.
20. Tuhfah al-Maududfi Ahkam al-Maulud. Telah dicetak berulang kali.
21. Tuhfah an-Nazilin bi Jiwar Rabb al-Alamin. Dia menyebutkannya dalam kitab Madarij as-
Salikin.
22. Tadbir ar-Riasah fi al-Qawaid al-Hukmiyah bi adz-Dzaka' wa al-Qarihah. Al- Baghdadi
menyebutkannya dalam kitab al-Idhah al-Maknun fi adz-Dzail 'ala Kasyf azh-Zhunun
(1/271).
23. At-Ta'liq 'ala al-Ahkam. Ibnu Qayyim mengisyaratkannya dalam kitab Jala' al- Afham.
24. At-Tafsir al-Qayyim. Ini adalah tulisan terpisah-pisah dalam tafsir Syaikh Muhammad Uwais
an-Nadawi dalam satu jilid. Tapi, dia tidak mencakup semua ucapan Ibnu Qayyim dalam tafsir.
Namun, itu adalah suatu usaha yang patut mendapat pujian.
25. Tafdhil Makkah 'ala al-Madinah. Ibnu Rajab dalam kitab adz-Dzail (11/450), ad- Dawudi
dalam kitab Thabaqat al-Mufassirin (11/193), Ibnu al-'Ammad dalam kitab Syadzarat al-Dzahab
(6/178) dan al-Sakhawi dalam kitab al-A'lam bi at- Taubikh (him. 280) telah menyebutkannya,
tapi dengan nama Tafdhil Makkah.
26. Tahdzib Mukhtashar Sunan Abi Daud. Telah dicetak bersama dengan kitab Mukhtashar al-
Mundziri dan syarahnya Ma 'alim as-Sunan oleh al-Khatthabi dalam delapan jilid.
27. Al-Jami' bain as-Sunan wa al-Atsar. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Badai'u al-
Fawaid.
28. Jala'u al-Afhamfi ash-Shalat wa as-Salam 'ala Khair al-Anam. Telah dicetak berkali-kali di
Mesir dan India.
29. Jawabat Abidi ash-Shalban wa Anna ma Hum 'alaih Din asy-Syaithan. Ibnu Rajab dalam
kitab adz-Dzail (11/450), ad-Dawudi dalam kitab ath-Thabaqat (IV 93) dan Ibnu al-'Ammad
dalam kitab asy-Syadzarat (VI/179) menyebutkannya.
30. Al-Jawab asy-Syafi li man Sa 'ala 'an Tsamarah ad-Du 'a idza Kana ma Quddura Waqi'un.
Asy-Syaukani menyebutkannya dalam kitabal-Badrath-Thali'(1V144).
31. Hadi al-Arwah ila Bilad al-Afrah. Telah dicetak berkali-kali.
32. Al-Hamil, Hal Tahidhu am La. Ibnu Qayyim telah menyinggung masalah ini dalam kitab
Tahdzib Sunan at-Tirmidzi.
33. Al-Hawi. Ahmad 'Ubaid dalam kata pengantar kitab Rawudah al-Muhibbin berkata, "Ibnu
Hajar al-Asqallani telah menyebutkannnya dalam kitab Fath al- Bari, juz XI"
34. Hurmah as-Sima'. Haji Khalifah dalam kitab Kasyf azh-Zhunun (1/650) dan al- Baghdadi
dalam kitab Hadiyah al-Arifin (11/158) telah menyebutkannya.
35. Hukm Tarik ash-Shalah. Telah berkali-kali dicetak.
36. Hukm Ighmam HilalRamadhan. Ibnu Rajab dalam kitab adz-Dzail (11/450), ad- Dawudi
dalam kitab ath-Thabaqat (11/93) dan Ibnu al-'Ammad dalam kitab asy- Syadzarat (VI/169) telah
menyebutkannya.
37. Hukm Tafdhil Ba'd al-Awulad 'ala Ba'd fi al-'Athiyah. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam
kitab Tahdzib as-Sunan.
38. Ad-Da' wa ad-Dawa'. Telah dicetak berkali-kali dan dinamakan juga dengan al- Jawab al-
Kafi liman Sa'ala 'an ad-Dawa'asy-Syafi.
39. Dawa' al-Qalb. 'Abdullah al-Jabburi menyebutkannya dalam Fihris Maktabat Awuqaf Baghdad
(11/369). Ada juga naskah dengan tulisan tangan oleh al-Jabburi dengan nomor 4732. Kemungkinan
besar naskah ini adalah naskah kitab ad- Da ' wa ad-Dawa'. Meskipun demikian, lebih baik kita
menahan diri dalam mengambil kesimpulan sebelum membaca transkrip naskah tersebut. Wallahu
a'lam.
40. Rabi'ul-Abrar fi-ashshalah 'ala an-Nabi al-Mukhtar. Al-Baghdadi menye butkannya dalam
kitab Hadiyah al-'Arifin (11/272) setelah menyebutkan kitab Jala'u al-Afham.
41. Ar-Risalah al-Halabiyahfi ath-Thariqah al-Muhammadiyah. Ini adalah kumpulan bait-bait
syair. Muridnya ash-Shufdi dalam al-Wafi bi al-Wafiyat (11/272), Ibnu Tughri Burdi dalam
al-Manhal ash-Shafi yang masih dalam bentuk manuskrip (111/62), ad-Dawudi dalam ath-
Thabaqat (IV93) dan Haji Khalifah dalam Kasyf azh-Zhunun (1/861) menyebutkannya.
42. Ar-Risalah asy-Syafi'iyah fi Ahkam al-Mu'awwidzatain. Muridnya ash-Shufdi dalam al-Wafi
bi al-Wafiyat (11/272) dan Ibnu Tughri Burdi dalam al-Manhal as- Shafi (111/62)
menyebutkannya.
43. Risalah Ibni Qayyim ila Ahad Ikhwanihi. Ditemukan satu naskahnya dalam kumpulan
manuskrip perpustakaan al-Mahmudiyah di Madinah al-Munawwarah nomor 8/221 majami'
yang terdiri dari beberapa halaman dalam ukuran kecil.
44. Ar-Risalah at-Tabukiyah yang dicetak di Mesir dengan nama ini dan dicetak juga dengan
judul Tuhfah al-Ahbab fi Tafsir Qawuluhi Ta 'ala: wa ta 'awanu 'alalbirri wattaqwa wa la
ta'awanu 'alalitsm wal'udwan wa attaqullaha innallaha syadidul'iqab.
45. Raf'u at-Tanzil. Haji Khalifah dalam Kasyf azh-Zhunun (1/909) dan al-Baghdadi dalam
Hadiyah al-'Arifin (11/158) menyebutkannya.
46. Raf'u al-Yadainfi ash-Shalah. Muridnya Ibnu Rajab dalam adz-Dzail (11/150), ash-Shufdi
dalam al-Wafi bi al-Wafiyat (11/272), Ibnu Hajar dalam ad-Duraf al- Kaminah (IV/33), as-
Suyuthi dalamBaghyah al-Wu'at (V63), ad-Dawudi dalam at-Thabaqat (11/93), Ibnu al-
'Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/168) dan Haji Khalifah dalam Kasyf azh-Zhunun (1/911).
47. Raudhah al-Muhibbin wa Nazhah al-Musytaqin. Ibnu Qayyim menulisnya dalam perjalanan
jauh dari tanah air dan perpustakaannya. Kitab ini telah dicetak berkali- kali.
48. Ar-Ruh. Telah tersebar di kalangan beberapa penuntut ilmu bahwa kitab ini bukan karangan
Ibnu Qayyim atau dia menulisnya sebelum berhubungan dengan Ibnu Taimiyyah.
Akan tetapi, orang yang menelaahnya akan menemukan kejelasan bahwa kitab ini adalah karangan
Ibnu Qayyim dan ditulisnya setelah berhubungan dengan Ibnu Taimiyyah. Yang menguatkan
pendapat ini adalah bahwa Ibnu Qayyim telah menyebutkan kitab ini dalam kitabnya at-Tibyan. Ibnu
Qayyim juga telah menyebutkan gurunya, Ibnu Taimiyyah kurang lebih sepuluh kali dalam kitab ar-
Ruh dengan mengutip pendapat-pendapatnya serta menyebutkan pendapat yang dipilihnya.
Di samping itu, kita menemukan ada sekelompok tokoh autobiografer Ibnu Qayyim telah
menyebutkan kitab ini dalam buku-buku karangan mereka. Mereka itu seperti al-Hafizh Ibnu
Hajar dalam ad-Durar al-Kaminah (IV/23), as-Suyuthi dalam Baghyah al-Wu'at (1/63), Ibnu al-
'Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/170), asy-Syaukani dalam al-Badr at-Thali' (11/144), Haji
Khalifah dalam Kasyfazh-Shunun (11/1421), al-Baghdadi dalam Hadiyah al-'Arifin (11/158) dan
al-Alusi dalamJala'u al-'Ainain (him. 32).
49. Ar-Ruh wa an-Nafs. Ini bukan kitab ar-Ruh. Ibnu Qayyim telah menyebutkannya dalam kitab
ar-Ruh, Mitah as-Sa'adah dan Jala'u al-Afham.
50. Zad al-Musafirin ila Manazil as-Su 'ada 'fi Hadyi Khatam al-Anbiya'. Ibnu Rajab dalam adz-
Dzail (11/93), ad-Dawudi dalam at-Thabaqat (11/93), Ibnu al-Ammad dalam asy-Syadzarat
(VI/169), dan al-Baghdadi dalam Hadiyah al-Arifin (11/158).
51. Zad al-Ma'ad fi Hadyi Khair al-'Ibad. Ini telah dicetak berkali-kali di India, Mesir, Syiria dan
terakhir diterbitkan dalam lima jilid.
52. As-Sunnah wa al-Bid'ah. Ahmad 'Ubaid menyebutkannya dalam mukadimah kitab Rawudhah
al-Muhibbin.
53. Sharh Asma' al-Kitab al-Aziz. Ibnu Rajab dalam adz-Dzail (11/449), ad-Dawudi dalam at-
Thabaqat (11/92) dan Ibnu al-Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/169) menyebutkannya.
54. Syarh al-Asma' al-Husna. Ibnu Rajab dalam adz-Dzail (11/450), ad-Dawudi dalam at-
Thabaqat (11/93) dan Ibnu al-'Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/170) menyebutkannya.
55. Syifa' al-Alil fi Masail al-Qadha' wa al-Qadr wa al-Hikmah wa at-Ta'lil. Ini telah diterbitkan.
56. Ash-Shabr wa as-Sakan. Haji Khalifah dalam Kasyf azh-Zhunun (11/1432) dan al-Baghdadi
dalam Hadiyah al-Arifin (11/158) telah menyebutkannya.
57. Ash-Shirath al-Mustaqim fi Ahkam Ahl al-Jahim. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-
Dzail (11/450), ad-Dawudi dalam at-Thabaqat (11/93), Ibnu al-Ammad dalam asy-Syadzarat
(VI/169).
58. Ash-Shawaiqal-Munazzalah 'alaaj-Jahmiyah waal-Mu'atthilah, satujilid. Ibnu Rajab
menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/450), ad-Dawudi dalam at-Thabaqat (11/93), Ibnu al-
Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/169), asy-Syaukani dalam al-
Badr at-Thali' (117144), Haji Khalifah dalam Kasyf azh-Zhunun (11/1083), al-Baghdadi dalam
Hadiyah al-'Arifin (11/158) dengan nama ash-Shawaiq al-Mursalah. Kitab ini belum
diterbitkan, yang telah diterbitkan hanya kitab al-Mukhtashar karya Muhammad bin al-
Maushili.
59. At-Tha'un. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/93), ad-Dawudi dalam at-
Thabaqat (11/93), Ibnu al-'Ammad dalam Asy-Syadzarat (W196) dan al-Baghdadi dalam
Hadiyah al-Arifin (11/158).
60. Thibb al-Qulub. Az-Zarkali menyebutkannya dalam kitab al-A'lam (VI/280), Ahmad 'Ubaid
dalam mukadimah Rawudhah al-Muhibbin dan dia berkata, "Profesor Ma'luf menyebutkan bahwa
ada satu naskahnya di Berlin."
61. At-Thibb an-Nabawi. Ibnu Qayyim menyatukannya dengan kitab Zad al-Ma 'ad, tapi ia telah
diterbitkan secara terpisah.
62. Thariq al-Hijratain wa Bab as-Sa'adatain. Telah dicetak beberapa kali. Ibnu Qayyim
menyebutkan kitab ini dalam berbagai kitab karangannya dengan judul Safar al-Hijratain.
63. At-Thuruq al-Hukmiyahfi as-Siyasah asy-Syar'iyah. Telah dicetak ulang beberapa kali.
64. Thariqah al-Bashair ila Hadiqah as-Sarair fi Nazhm al-Kabair. Kitab ini tercantum dalam
indeks buku-buku Auqaf di Baghdad dan disebutkan bahwa buku ini ada naskahnya yang
sangat berharga ditulis tahun 811 H.
65. Thalaq al-Haidh. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Tahdzib Sunan Abi Dawud.
66. 'Uddah ash-Shabirin wa Dzakhirah asy-Syakirin. Ini telah dicetak berulang kali.
67. Aqd Muhkam al-Ahibba' baina al-Kalam at-Thayyib wa al-Amal ash-Shalih al- Marfu' ila
Rabb as-Sama'. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/ 449), ad-Dawudi dalam at-
Thabaqat (11/92), Ibnu al-Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/169) dan al-Baghdadi dalam
Hadiyah al-Arifin (11/158).
68. Al-Fatawa. Al-Alusi menyebutkannya dalam Jala 'u al- Ainain.
69. Al-Fath al-Quds. Ibnu Rajab dalam adz-Dzail (II450), ad-Dawudi dalam at- Thabaqat
(11/93), Ibnu al-Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/169) dan al-Baghdadi dalam Hidayah al-
Arifin (11/158).
70. Al-Fath al-Makki. Ibnu Qayyim telah menyebutkannya dalam kitabnyaitoda'w al-Fawaid.
71. Al-Futuhat al-Qudsiyah. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitabnyaMiftah Daras-
Sa'adah.
72. Al-Farq bain al-Khillah wa al-Mahabbah wa Munazharah al-Khalil li Qawumih. Ibnu Rajab
menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/450) dan Ibnu al-Ammad dalam asy-Syadzarat
(VI/168).
73. Al-Farusiyah. Kitab ini adalah ringkasan kitab al-Farusiyah asy-Syar'iyah. Dan, telah dicetak
di Mesir.
74. Al-Farusiyah asy-Syar'iyah. Ibnu Tughri Burdi menyebutkannya dalam a\-Manhal ash-Shafi
(E/hlm. 93
75. Fahdl 'Iim wa Ahlih. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/450) dan ad-Dawudi
dalam at-Thabaqat (11/93).
76. Fawadh fi al-Kalam 'ala Hadits al-Ghamamah wa Hadits al-Ghazalah wa ad- Dhub wa Ghairih.
Sebuah tulisan yang terdiri dari sembilan belas lembar dalam manuskrip perpustakaan azh-Zhahiriyah
di Damaskus dengan nomor 5485. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam indeks
perpustakaan halaman 100 juga menyebutkannya.
77. Al-Fawaid. Telah dicetak.
78. Qurrah 'Uyun al-Muhibbin wa Rawudhah Qulub al-'Arifin. Al-Baghdadi menyebutkannya
dalam Hidayah al-'Arifin (11/158).
79. Al-Kafiyah asy-Syafiyah fi an-Nahw. Pengarang Kasyf azh-Zhunun (11/1369).
80. Al-Kafiyah asy-Syafiyah fi al-Intishar li al-Firqah an-Najiyah. Telah dicetak beberapa kali.
Kitab inilah yang dikenal dengan al-Qashidah an-Nuniyah.
81. Al-Kabair. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/450), ad-Dawud dalam at-
Thabaqat (11/93), Ibnu al-'Ammad dalam asy-Syadzarat (Vl/hlm. 168) dan al-Baghdadi
dalam Hidayah al-Arifin (11/158).
82. Kasyf al-Ghitha' 'an Hukm Sima' al-Ghina'.
83. Al-Kalam at-Thayyib wa al-'Amalash-Shalih. Telah dicetak beberapa kali di Mesir dan India
dengan judul al-Wabil ash-Shaib min al-Kalam at-Thayyib.
84. Al-Lamhahfiar-Rad 'alaIbni Thalhah. Al-'Allamahal-Manawimenyebutkannya dalam Faidh
al-Qadir (1/116).
85. Madarij as-Salikin baina Manazil Iyyaka Na'bud wa Iyyaka Nasta'in. Ini telah dicetak dalam
tiga jilid.
86. Al-Masail at-Tharablisiyah. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/ 449), ad-
Dawudi dalam at-Thabaqat (11/93) dan Ibnu al-'Ammad dalam asy- Syadzarat (VI/169).
87. Ma'ani al-Hurufwa al-Adawat. Ash-Shufdi menyebutkannya dalam al-Wafi bi al-Wafiyat
(11/271), Ibnu Tughri Burdi dalam al-Manhal ash-Shafi (11/62) yang masih dalam bentuk manuskrip,
ad-Dawudi dalam at-Thabaqat (11/93), as-Suyuthi dalam Baghyah al-Wu'at (1/63) dan Haji Khalifah
dalam Kasyf azh-Zhunun (11/ 1729).
88. Miftah Dar as-Sa'adah wa Mansyur Wilayah al-'Hm wa al-Iradah. Inilah kitab kita sekarang ini.
Ibnu Qayyim menyebutnya dalam mukadimah dengan judul Miftah Dar as-Sa 'adah wa Mansyur
Wilayah AM al- 'Urn wa al-Iradah. Kitab ini telah dicetak dua kali, tapi tanpa tahkik. Cetakan ini,
sepanjang pengetahuan kami, merupakan naskah tahkik pertama.
89. Al-Manar al-Muniffi ash-Shahih wa ad-Dhaif. Ini telah berulangkali dicetak.
90. Al-Mawurid ash-Shafi wa az-Zhil al-Wafi. Al-Baghdadi menyebutkannya dalam Hidayah al-
'Arifin (11/159) dan Ibnu Qayyim dalam kitabnya Thariq al-Hijratain.
91. Maulid an-Nabawi saw. Asy-Syaukani menyebutkannya dalam al-Badr ath-Thali' (11/144)
dan Shadiq al-Qannuji dalam at-Tajal-Mukallal. Al-Qannuji menyebutkan bahwa dia memiliki
satu manuskrip dari kitab ini.
92. Al-Mahdi. Haji Khalifah menyebutkannya dalam Kasyf azh-Zhunun (11/1465).
93. Al-Muhadzab fi.... Haji Khalifah menyebutkannya dalam Kasyf azh-Zhunun (IV1914).
94. Naqd al-Manqul wa al-Mahk al-Mumayyiz bain al-Maqbul wa al-Mardud. Ibnu Rajab
menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/450), ad-Dawudi dalamath-Thabaqat (11/93), Ibnu al-
'Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/168) dan al-Baghdadi dalam Hidayah al-'Arifin (11/159).
95. Nikah al-Muhrim. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/450), ad- Dawudi dalam
ath-Thabaqat (11/193), dan Ibnu al-'Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/168).
96. Nur al-Mu'min wa Hayatuh. Ibnu Rajab menyebutkannya dalam adz-Dzail (11/ 450), Ibnu al-
Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/178) dan al-Baghdadi dalam Hidayah al-'Arifin (11/159).
97. Hidayah al-HayarifiAjubah al-Yahud wa an-Nashara. Ini telah tercetak beberapa kali.
Selain itu, di sana ada juga artikel atau tulisan tersendiri karya Ibnu Qayyim yang diambil dari
buku dan karangan-karangannya. Misalnya kitab Bulugh as-Sulfi Aqdhiyatil-Rasulsaw. yang
disarikan dari kitab A'lam al-Muwaqqi'in, Tafsir al-Fatihah dari kitabMadarijas-Salikin, Tafsir
al-Mu'awwidzatain dari kitabBadaiul-Fawaid, ar-Risalah al-Qabriyahfi ar-Radd 'ala
MunkiriAdzabil-QabrMinaz-Zanadiqah wal-Qadariyah dari kitab ar-Ruh.
Sebagian orang tidak mampu membedakan antara Ibnu Qayyim al-Jauziyah dengan Ibnu al-Jauzi
karena kemiripan nama. Kesalahan ini telah berakibat pada penisbahan beberapa kitab karya Ibnu
al-Jauzi kepada Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Kesalahan seperti itu terjadi karena kelalaian para
penulis manuskrip atau karena perbuatan orang-orang yang sentimen terhadap Ibnu Qayyim al-
Jauziyah.
Sebagai bukti adalah bahwa Ibnu al-Jauzi adalah Abdurrahman bin Ali al-Qursyi, wafat tahun
597 H. Meskipun dia adalah salah seorang ulama dari golongan Hanbali yang terkemuka dan
banyak menulis, tapi dalam kajian masalah nama-nama dan sifat Allah SWT dia tidak mengikuti
metode Imam Hanbal karena dia dalam hal ini menempuh metode takwil. Ini jelas bertentangan
dengan metodologi Ibnu Qayyim sebab dia menempuh metode ulama salaf.
Di antara buku yang dinisbahkan kepada Ibnu Qayyim, padahal sebenarnya itu adalah karya Ibnu
al-Jauzi, adalah kitab Daf'u Syubahit-Tasybih bi Akaffit-Tanzih. Kitab ini banyak memuat takwil
yang keliru. Karena itu, dia terjerumus dalam ta'thil guna melepaskan diri dari noda tasybih
(penyerupaan).
Allah Tabaroka wa ta’ala telah memberikan petunjuk kepada Ibnu Qayyim al-Jauziyah sehingga
dia mengikuti langkah ulama salaf. Sebab itu, dia selamat dari noda tasybih dan bahaya
takwil. Dia menempuh cara ulama salaf di mana dia hanya menetapkan apa yang ditetapkan Allah
SWT untuk diri-Nya dan apa yang ditetapkan oleh Rasul-Nya tanpa melakukan penyimpangan,
tasybih dan ta 'thil.
Demikian pula kitab Akhbar an-Nisa'. Kitab ini dinisbahkan kepada Ibnu Qayyim al-Jauziyah,
padahal kitab ini dikenal sebagai karya Ibnu al-Jauzi.
WAFATNYA
Kitab-kitab biografi sepakat bahwa Ibnu Qayyim al-Jauziyah wafat pada malam Kamis setelah
azan Isya', tanggal 13 Rajab tahun 751H. Dia dishalati setelah shalat Zhuhur keesokan harinya di
Mesjid al-Umawi, kemudian di Mesjid Jarah. Dan, dimakamkan di perkuburan al-Bab ash-
Shaghir dekat makam ibunya di Damaskus.**
Maroji’ : الكتاب : مفتاح دار السعادة